Ada yang
beda saat Maulid Nabi di Banyuwangi.
Warga Banyuwangi punya kebiasaan arak-arak endog (telur) untuk memperingati serta memeriahkan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Setiap desa di Banyuwangi terutama suku Osing yang menggelar adat ini. Dalam acaraini selalu diadakan arak-arakan endog atau bisa disebut dengan pawai Kembang Endog (bunga telur) dan serakanlan(puji-pujian) di masjid-masjid yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kembang Endog dibuat dari telur yang direbus, kemudian ditusukkan ke bambu yang suddah diraut lalu dihias dengan kertas warna. Kembang Endog memiliki makna yang besar: telur melambangkan kelahiran Nabi Muhammad SAW. , bambu melambangkan keimanan manusia, bunga kertas melambangkan indahnya iman.
Kembang Endog yang sudah jadi ditancapkan ke batang pisang. Ditancapkan ke atas seperti pegunungan yang dinamai Jhodang.
Telur itu sendiri memiliki makna sangat dalam. Bagian telur ada 3: kulit, putih telur dan kuning telur dilambangkan sebagai alam kandungan, alam dunia, dan alam akhirat.Ditujukan agar manusia mengingat dari mana asalnya (alam kandungan), bertingkah laku yang baik selama hidup (alam dunia), hidup itu harus hati-hati-mengendalikan nafsu karena kelak akan mendapat balasan dari segala perbuatan (alam akhirat).
Warga Banyuwangi punya kebiasaan arak-arak endog (telur) untuk memperingati serta memeriahkan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Setiap desa di Banyuwangi terutama suku Osing yang menggelar adat ini. Dalam acaraini selalu diadakan arak-arakan endog atau bisa disebut dengan pawai Kembang Endog (bunga telur) dan serakanlan(puji-pujian) di masjid-masjid yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kembang Endog dibuat dari telur yang direbus, kemudian ditusukkan ke bambu yang suddah diraut lalu dihias dengan kertas warna. Kembang Endog memiliki makna yang besar: telur melambangkan kelahiran Nabi Muhammad SAW. , bambu melambangkan keimanan manusia, bunga kertas melambangkan indahnya iman.
Kembang Endog yang sudah jadi ditancapkan ke batang pisang. Ditancapkan ke atas seperti pegunungan yang dinamai Jhodang.
Telur itu sendiri memiliki makna sangat dalam. Bagian telur ada 3: kulit, putih telur dan kuning telur dilambangkan sebagai alam kandungan, alam dunia, dan alam akhirat.Ditujukan agar manusia mengingat dari mana asalnya (alam kandungan), bertingkah laku yang baik selama hidup (alam dunia), hidup itu harus hati-hati-mengendalikan nafsu karena kelak akan mendapat balasan dari segala perbuatan (alam akhirat).
Banyaknya telur yang ditancapkan ke batang pisang,
hitungannya harus tepat di angka ganjil, yaitu angka 3, angka 7, angka 9, angka
33, angka 99. Semua itubmempunyai arti sendiri-sendiri menurut keyakinan yang
dianut masyarakat.
Ditancapkan
ke batang pisang, karena batang pisang itu bisa di ibaratkan raga manusia. Di
bungkus kertas di ibaratkan baju. Meskipun di luar busuk, kalau di buka lagi
masih terlihat bagus. Dalam hal ini dinamai hati nurani manusia. Maksudnya
sejelek-jelek manusia masih bisa berlaku baik.
Telur-telur yang sudah di tata rapi seperti
pegunungan, lalu ditancapkan ke batang pisang dan dibawa ke masjid
bersama-sama. Batang pisang tadi bisa di tandu orang banyak, batang pisang yang
kecil di tandu oleh 4 orang atau2 orang saja dan di arak menuju masjid.
This entry was posted
on 12:53 AM
and is filed under
Seni Budaya
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
.